THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 01 Mei 2011

fanfic RO --It was an accident-- chap 1

"Hey kamu tak apa kan?" ujar Wizard berambut perak.

Sentak si wanita yang baru saja terlempar beberapa meter jadi kaget.

"Hey jawab, apa ada yang terluka?" lanjut sang Wizard sambil memegang tangan si wanita.

Hal itu benar-benar sukses membuat wanita tersebut pingsan.

Kemudian...

"Urrrggh. Dimana aku?" kata si wanita tersebut di atas sebuah tempat tidur

"Kamu ada di Geffen. Di rumahku tepatnya. Setelah pingsan tadi ya aku menggotongmu kemari."

Perkataan Wizard barusan membuat wanita ini memerah wajahnya

"Maaf merepotkanmu Mr. Wizard. Namaku Leryna." seraya mencoba turun dari tempat tidur

"Jangan bangun dulu,,, Leryna. Tubuhmu itu masih terluka. Coba minum ini." kata Wizard misterius sambil menyerahkan sebotol red potion ke Leryna

“Terima kasih ya."

Wajah Leryna semakin merah saat tangan sang Wizard secara tak sengaja menyentuh tangannya. Ia tersipu malu, gemetaran, melting lebih tepatnya. Wajar saja, Wizard yang ia lihat saat ini memang bukan seperti laki-laki biasa. Tubuhnya proporsional, wajahnya tampan, sifatnya juga sangat baik dan cukup perhatian (sori kalo gw nulis sifat gw sendiri).

Si Wizard menyadari kalau Leryna ini masih seorang Novice dilihat dari kostum yang ia kenakan. Leryna meneguk habis red potion barusan dan tubuhnya kembali segar setelah dihajar oleh poporing.

“Kamu mau jadi apa nanti?” Wizard itu kembali berujar.

“Hm? Entahlah. Aku juga masih bingung ini.” Jawab Leryna. Ia mencoba tetap tenang meski dalam keadaan gugup begitu.

“Ya, saranku jangan jadi mage ya, kelihatannya tidak cocok dengan kepribadianmu.”

“Wah sudah sore, maaf Mr.Wizard. Aku pulang dulu ya.” Leryna ingin segera mengakhiri percakapannya dengan si Wizard. Ia takut jika terlalu lama di sana bisa membuatnya mati gaya.

“Oh hati-hati di jalan ya, Leryna.”

“Mmmm... Na...nama kamu siapa? Setidaknya aku harus tahu nama orang yang telah menolongku.” Kata Leryna sambil menunduk, ia tidak berani menatap Wizard yang tampannya enggak ketulungan itu.
“... Acerys. Namaku Acerys.”

“Aku pulang ya Acerys. Terima kasih untuk semuanya.” Leryna langsung keluar dari pintu rumah Acerys dan berlari menuju sebuah Inn yang sebenarnya tak jauh dari rumah Acerys.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Matahari sudah tak terlihat di langit Geffen. Bulan biru perlahan menunjukkan keanggunannya. Derasnya aliran sungai di Geffen, terdengar menjadi aliran musik klasik di telinga seorang gadis manis berambut hijau.

Baginya hari ini adalah hari yang sangat berat. Niatnya dia ingin berlatih di sekitar Geffen, tapi malah dihajar oleh Poporing dan Drops. Dia sangat beruntung bertemu dengan seorang Wizard, kalau tidak bisa-bisa nyawanya melayang dengan mudah seperti debu yang ditiup angin sepoi-sepoi sore hari.

“Dia masih muda, tapi sudah jadi Wizard. Aku? Novice belum beranjak sejak kemarin.” Gumam Leryna.

“Coba kuingat lagi, hari ini aku berlatih tapi dihajar Poporing, Drops ah >_<. Malu dihajar sama monster inagresif kayak gitu. Baru aku pingsan dan kebangun di sebuah rumah Wizard keren nan baik hati.” Leryna terus berbicara pada dirinya sendiri sambil menatap bulan biru yang tampak penuh hari ini. Pikirannya terus dipenuhi oleh seorang Wizard berambut perak.

“Kapan ya aku bisa bertemunya lagi?”
“Tadi itu gadis yang manis ya.” Dengus Acerys di tengah kegelapan kamarnya. Ia sengaja menutup jendela kamarnya agar tidak ada cahaya yang masuk.

Sebanarnya apa yang dirasakan Acerys tak jauh beda dengan Leryna, ya mereka berdua saling jatuh hati ketika pertama berjumpa. “Aku ingin dia menjadi mage, bertualang bersamanya. Hah, apa bisa?”

Dia hanya bisa men”huh” dirinya sendiri. Dia merasa bodoh membiarkan Leryna pulang terlalu cepat.

“Kapan ya aku bisa bertemunya lagi?”

0 komentar: